Resensi buku berjudul : Ujian cinta dalam rumah tangga: Karena pernikahan adalah ibdah terpanjang
Judul Koleksi : Ujian cinta dalam rumah tangga: Karena pernikahan adalah ibdah terpanjang
Penulis : Yunda Fitrian
Penerbit : Syalmahat Publishing
Tahun Terbit : 2024
Cetakan : 1
Jumlah Halaman : 232 halaman
ISBN : 978-623-5269-42-9
Sinopsis
Buku Ujian Cinta dalam Rumah Tangga: Karena Pernikahan Adalah Ibadah Terpanjang karya Yunda Fitrian adalah panduan reflektif dan inspiratif bagi pasangan suami istri dalam menghadapi dinamika dan ujian kehidupan berumah tangga. Buku ini menyajikan perenungan mendalam bahwa pernikahan bukanlah sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga perjalanan ibadah yang panjang, penuh tantangan, dan ujian cinta. Penulis tidak hanya mengulas tentang konflik yang mungkin muncul dalam rumah tangga, tetapi juga menyuguhkan cara menghadapinya dengan ilmu, visi, doa, serta keteguhan hati.
Dibagi ke dalam lima bab utama, buku ini dimulai dari pemahaman mengenai hakikat rumah tangga dan fase-fase pernikahan pasca bulan madu, termasuk fase kekecewaan yang kerap dialami banyak pasangan. Penulis menjelaskan bahwa memiliki visi bersama, terus belajar, serta memaknai konflik sebagai sarana pertumbuhan adalah kunci utama untuk bertahan. Bab-bab awal sangat cocok untuk pasangan muda atau mereka yang sedang merasakan perubahan besar setelah menikah, karena dipenuhi dengan wawasan praktis serta penguatan spiritual.
Pada bagian tengah hingga akhir buku, pembaca diajak untuk mengenali akar konflik rumah tangga, termasuk konflik yang muncul dari dalam maupun luar, seperti ketidakcocokan pasangan, pengaruh keluarga, finansial, hingga masalah berat seperti KDRT, perselingkuhan, dan ujian belum memiliki anak. Penulis menyisipkan kisah nyata dan fakta sosial, menjadikan pembahasan terasa lebih hidup dan relevan. Ia juga menambahkan refleksi ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang memperkuat pendekatan religius dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga.
Tidak hanya membahas konflik, buku ini juga menawarkan strategi pemulihan dan rekonsiliasi. Mulai dari bagaimana memperbaiki komunikasi, memperkuat ikatan batin, melatih empati, hingga mencari solusi bersama ketika berada di ambang perceraian. Penulis bahkan membahas secara dewasa dan tenang tentang kemungkinan berpisah dan bagaimana tetap bermartabat dalam kondisi itu, serta membimbing pembaca untuk bangkit kembali melalui bab “Move On” dan “Menata Kembali Biduk Rumah Tangga”.
Secara keseluruhan, buku ini adalah cermin kehidupan rumah tangga yang jujur dan penuh kasih. Dengan gaya bahasa yang ringan namun mengena, serta perpaduan antara ilmu psikologi, pengalaman nyata, dan nilai-nilai Islam, Ujian Cinta dalam Rumah Tangga layak menjadi teman renungan bagi pasangan yang ingin mempertahankan cintanya dalam bingkai pernikahan yang berkah dan bermakna. Buku ini menunjukkan bahwa rumah tangga bukanlah tempat tanpa masalah, tetapi tempat di mana dua orang belajar untuk mencintai, menerima, dan tumbuh bersama dalam naungan rahmat Allah.
Biografi Penulis
Yunda Fitrian adalah seorang penulis, fasilitator healing, serta narasumber seputar psikologi keluarga yang telah dikenal luas melalui karya-karyanya yang menyentuh dan penuh makna. Ia adalah istri dan ibu dari empat orang anak, yang pengalaman hidupnya menjadi sumber inspirasi kuat dalam setiap tulisannya, terutama yang berkaitan dengan dinamika rumah tangga, pengasuhan, dan kesehatan jiwa dalam konteks keluarga. Latar belakang pendidikannya sebagai sarjana Psikologi dari Universitas Indonesia memperkuat pendekatannya yang berbasis ilmu, namun tetap membumi dan hangat.
Keseharian Yunda Fitrian diisi dengan aktivitas mendampingi orang tua dan pasangan dalam proses pemulihan emosi dan penguatan relasi keluarga melalui kelas-kelas healing dan parenting yang ia fasilitasi. Ia juga aktif sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan diskusi publik, khususnya yang mengangkat tema pernikahan, pengasuhan anak, dan manajemen konflik dalam keluarga. Dengan pendekatan yang empatik dan spiritual, ia membantu para ibu, ayah, dan pasangan untuk mengenali luka batin, menyembuhkannya, dan membangun kehidupan yang lebih utuh dan bermakna.
Selain aktivitas offline, Yunda aktif membagikan pemikirannya melalui media sosial. Ia menyambut terbuka siapa pun yang ingin bersilaturahmi atau belajar melalui akun Instagram-nya di @yunda_fitrian dan akun komunitas @healingparenting_id, serta melalui Facebook dengan nama yang sama. Media ini menjadi jembatan antara dirinya dan para pembaca atau peserta kelas, yang ingin terus belajar memahami cinta, diri, dan keluarga dengan cara yang lebih sadar dan berdaya.
Melalui buku Ujian Cinta dalam Rumah Tangga, Yunda Fitrian memperkuat perannya sebagai penulis yang bukan hanya menyampaikan teori, tetapi juga menghidupkannya dalam cerita nyata, refleksi spiritual, dan panduan praktis. Ia hadir sebagai sosok yang memahami bahwa pernikahan tidak lepas dari ujian, tetapi justru melalui ujian-ujian itulah cinta bisa tumbuh dewasa dan membawa dua insan lebih dekat pada makna ibadah sejati.
Kelemahan Buku
Salah satu kelemahan yang cukup mencolok dari buku ini adalah konsistensi struktur dan alur penyajian. Meski isi buku sangat kaya akan refleksi dan wawasan, penulis cenderung menyampaikan materi dalam gaya naratif yang longgar dan tidak selalu terorganisasi secara sistematis. Beberapa subbab terkadang meloncat dari satu topik ke topik lain tanpa transisi yang kuat, sehingga pembaca bisa merasa kehilangan benang merah jika tidak membaca secara runtut. Hal ini terutama terasa ketika buku beralih dari pembahasan konflik dalam rumah tangga menuju isu sosial dan keagamaan tanpa pembuka atau penutup yang cukup jelas.
Kelemahan lainnya adalah minimnya referensi akademik atau literatur ilmiah yang memperkuat argumen dan saran-saran yang diberikan. Sebagian besar isi buku bertumpu pada pengalaman pribadi, observasi sosial, dan refleksi keagamaan, yang meskipun kuat secara emosional dan spiritual, akan lebih kokoh jika disertai data pendukung, kutipan pakar psikologi keluarga, atau hasil penelitian tentang dinamika rumah tangga. Pembaca yang mencari pendekatan berbasis ilmu akan merasakan adanya kekosongan dalam konteks metodologis.
Dari sisi gaya bahasa, meskipun buku ini ditulis dengan bahasa yang santai dan mudah dicerna, penggunaan gaya tutur yang terlalu reflektif dan penuh pengulangan bisa menjadi titik lemah bagi sebagian pembaca. Beberapa bagian terasa terlalu puitis atau kontemplatif, sehingga kurang padat dalam menyampaikan poin-poin utama. Hal ini dapat menyulitkan pembaca yang mengharapkan solusi praktis atau ringkasan konkret dalam menyikapi persoalan rumah tangga.
Terakhir, buku ini belum memberikan instrumen aplikatif yang dapat langsung digunakan oleh pasangan, seperti worksheet, panduan komunikasi, atau lembar evaluasi relasi yang biasanya ditemukan dalam buku-buku bertema serupa. Kehadiran alat bantu tersebut akan sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin langsung mempraktikkan nilai-nilai dan strategi yang dibahas. Dengan menambahkan elemen praktikal ini, buku akan lebih lengkap sebagai panduan spiritual sekaligus teknis bagi pasangan yang ingin bertumbuh bersama dalam menghadapi ujian cinta dalam rumah tangga.
Kelebihan buku
Salah satu kelebihan paling mencolok dari buku ini adalah kedalaman spiritual dan emosional yang disajikan secara lembut namun menyentuh. Yunda Fitrian tidak hanya memberikan saran teknis atau teori psikologis semata, tetapi menyampaikan pengalaman dan perenungan yang lahir dari kejujuran batin dan pengamatan kehidupan nyata. Buku ini berhasil menyentuh lapisan terdalam dari problematika rumah tangga yakni hati manusia dengan pendekatan yang penuh empati dan nilai-nilai islami. Ia mengajak pembaca merenung, bukan menghakimi; membangun, bukan menyalahkan.
Kelebihan lainnya adalah gaya penulisan yang ringan, komunikatif, dan mudah dipahami, membuat buku ini sangat ramah dibaca oleh siapa pun, termasuk pasangan muda atau pembaca yang baru memulai kehidupan berumah tangga. Penulis menggunakan gaya bahasa naratif-reflektif yang terasa seperti ajakan berdialog, bukan ceramah. Ini membuat pembaca merasa dihargai dan disemangati untuk terus memperbaiki relasi dengan pasangan melalui pendekatan yang penuh kelembutan dan pengertian, bukan tekanan atau dogma.
Dari segi isi, buku ini juga unggul dalam menyajikan berbagai fase dan bentuk konflik rumah tangga secara luas namun realistis, mulai dari fase kekecewaan pasca pernikahan, konflik peran, masalah ekonomi, hingga isu sensitif seperti KDRT dan perselingkuhan. Penulis tidak hanya menyentuh permukaannya, tetapi juga menguraikan dinamika batin yang mungkin dialami oleh pasangan. Ia pun memberikan saran spiritual dan reflektif yang disesuaikan dengan kondisi, termasuk pilihan untuk bertahan, memperbaiki, atau jika terpaksa, melepaskan dengan bermartabat. Hal ini menjadikan buku ini sebagai panduan komprehensif yang tidak hitam-putih.
Yang tak kalah penting, buku ini memberikan validasi perasaan bagi para istri dan suami yang sedang merasa lelah atau rapuh dalam pernikahan. Kehadiran kisah nyata, kutipan ayat, dan renungan dari pengalaman penulis membangun kesadaran bahwa ujian cinta dalam rumah tangga adalah sesuatu yang wajar, manusiawi, dan bisa dilalui dengan pertolongan Allah dan usaha bersama. Ini membuat buku ini bukan hanya informatif, tetapi juga menjadi “pelukan hangat” bagi para pasangan yang sedang mencari penguatan dalam diam. Sebuah kekuatan yang tidak dimiliki banyak buku sejenis.
Kesimpulan
Kesimpulan dari buku Ujian Cinta dalam Rumah Tangga: Karena Pernikahan Adalah Ibadah Terpanjang adalah bahwa pernikahan bukanlah akhir dari pencarian cinta, melainkan awal dari ujian dan perjalanan spiritual yang panjang, penuh dinamika, dan membutuhkan keteguhan hati, ilmu, serta kesadaran untuk terus bertumbuh bersama. Yunda Fitrian menyampaikan bahwa konflik, perbedaan, dan kekecewaan dalam rumah tangga adalah bagian alami dari kehidupan berpasangan bukan untuk dihindari, tetapi untuk dipahami, disikapi dengan bijak, dan dijadikan pijakan menuju kedewasaan emosional dan spiritual.
Buku ini menekankan bahwa cinta dalam rumah tangga bukan sekadar perasaan romantis yang membuncah di awal pernikahan, tetapi ikhtiar menjaga komitmen, kesetiaan, dan saling memahami dalam berbagai situasi. Ujian dalam rumah tangga bisa datang dari dalam seperti luka batin, ego, perbedaan visi, hingga trauma masa lalu maupun dari luar seperti masalah ekonomi, pengaruh pihak ketiga, atau tekanan sosial. Namun, semua itu dapat dihadapi dengan ilmu, komunikasi yang sehat, kekuatan doa, serta kesiapan untuk terus belajar dan memaafkan.
Yunda mengajak pembaca untuk tidak melihat rumah tangga sebagai tempat yang harus selalu ideal, tetapi sebagai ruang untuk saling mengenali, mengobati, dan saling menguatkan dalam ibadah bersama. Ia menyoroti pentingnya memiliki visi bersama, pengelolaan konflik yang sehat, serta keberanian untuk tetap bertahan atau memilih jalan yang lebih baik ketika hubungan tidak lagi sehat. Bahkan dalam perpisahan, penulis mendorong agar tetap ada martabat, keikhlasan, dan semangat untuk melanjutkan hidup dengan baik.
Secara keseluruhan, buku ini menggambarkan bahwa cinta dalam rumah tangga bukan tentang mencari pasangan sempurna, melainkan tentang menjadi sahabat perjalanan dalam ibadah panjang yang dipenuhi ujian, pengorbanan, dan cinta yang matang. Ia bukan sekadar buku motivasi, tetapi juga ruang refleksi yang mendalam bagi setiap pasangan untuk menata kembali makna pernikahan, bukan hanya sebagai ikatan duniawi, tetapi juga sebagai jalan menuju ridha dan rahmat Allah. Sebuah karya yang layak dibaca oleh siapa pun yang ingin membangun rumah tangga dengan kesadaran dan ketulusan.
Saran
Untuk penyempurnaan buku Ujian Cinta dalam Rumah Tangga di edisi-edisi mendatang, ada beberapa saran konstruktif yang dapat dipertimbangkan agar buku ini semakin komprehensif dan bermanfaat bagi pembacanya. Pertama, penulis dapat memperkuat struktur isi dengan menyusun alur pembahasan yang lebih sistematis dan progresif dimulai dari fase awal pernikahan, masuk ke konflik, kemudian pemulihan sehingga pembaca dapat mengikuti perkembangan narasi dan pesan buku dengan lebih terarah. Hal ini juga akan membantu pembaca yang ingin merujuk ulang ke bagian tertentu sesuai kebutuhan mereka.
Kedua, akan sangat membantu jika buku ini dilengkapi dengan unsur praktikal seperti lembar kerja, refleksi pasangan, atau panduan diskusi yang bisa dilakukan bersama suami/istri. Kehadiran fitur ini akan menjadikan buku ini tidak hanya sebagai bahan bacaan reflektif, tetapi juga sebagai alat bantu nyata dalam membangun komunikasi dan menyelesaikan masalah rumah tangga secara langsung. Saran ini sejalan dengan kebutuhan pembaca masa kini yang cenderung menyukai materi yang interaktif dan aplikatif.
Selain itu, penyertaan lebih banyak referensi ilmiah atau kutipan dari pakar psikologi dan pernikahan juga akan menambah kekuatan buku dari sisi keilmuan. Penjelasan yang didukung dengan riset atau teori akan memberi kesan bahwa pengalaman dan panduan yang disampaikan tidak hanya bersifat personal, tetapi juga relevan secara akademik. Ini akan memperluas jangkauan buku—tidak hanya sebagai bacaan populer, tetapi juga sebagai referensi dalam pembinaan keluarga atau kajian parenting Islami.
Terakhir, penulis dapat memperkaya isi dengan menambahkan kisah-kisah nyata yang lebih beragam, dari latar belakang sosial ekonomi, usia pernikahan, hingga konteks budaya yang berbeda. Keberagaman ini akan menjadikan buku lebih inklusif dan terasa dekat dengan lebih banyak pembaca. Dengan beberapa penguatan di atas, buku ini berpotensi menjadi rujukan utama bagi pasangan muslim dalam membina rumah tangga yang bukan hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan penuh keberkahan.
Rekomendasi
Buku Ujian Cinta dalam Rumah Tangga: Karena Pernikahan Adalah Ibadah Terpanjang sangat direkomendasikan bagi pasangan suami istri, khususnya mereka yang sedang menjalani masa awal pernikahan atau menghadapi tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Buku ini juga sangat relevan untuk para calon pengantin yang ingin mempersiapkan diri secara mental, emosional, dan spiritual sebelum memasuki dunia pernikahan. Selain itu, buku ini layak dibaca oleh konselor keluarga, pendamping pernikahan, serta para pembina rumah tangga Islami yang membutuhkan bahan bacaan reflektif dan penuh wawasan.
Dengan gaya bahasa yang lembut, komunikatif, dan sarat makna, buku ini sangat cocok bagi para istri dan suami yang sedang mencari cara untuk menyembuhkan luka dalam hubungan, memperbaiki komunikasi, atau menata kembali visi bersama dalam rumah tangga. Bahkan bagi mereka yang sedang berada di ambang perpisahan, buku ini hadir bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memberi pandangan yang lebih utuh, matang, dan bermartabat dalam menyikapi ujian cinta. Buku ini adalah teman yang menenangkan, bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk direnungkan dan dijadikan cermin dalam perjalanan ibadah terpanjang bernama pernikahan
Statistik Pengunjung
56 Visitor Today
134 Visitor Yesterday
191895 All Visitor
771349 Total Hits
216.73.217.5 Your IP address
Contact Us
Alamat :
Jalan Diponegoro No.4 Padang (Perpustakaan Provinsi) dan Jalan Pramuka V No. 2 Khatib Sulaiman Padang (Kearsipan)
Tel : (0751) 7051348
Mail : dapprovsumbar@gmail.com
Business Hours : 7:30 - 15:00