Resensi buku berjudul : Sukses menghafal Al-Qur’an meski sibuk kuliah

Judul Koleksi         : Sukses menghafal Al-Qur’an meski sibuk kuliah

Penulis                  : Ridhoul Wahidi Al-Hafiz dan Rofiul Wahyudi Al-Hafiz

Penerbit                 : Elex Media Komputindi

Tahun Terbit          : 2024

Cetakan                 : 1

Jumlah Halaman    : 185 halaman

ISBN                      : 978-623-00-5640-6

 

Sinopsis

Buku Sukses Menghafal dan Menjaga Al-Qur’an Meski Sibuk Kuliah karya Ridhoul Wahid dan Rohul Wahyudi merupakan panduan inspiratif sekaligus praktis yang dirancang untuk membantu mahasiswa dan mahasiswi dalam menghafal serta mempertahankan hafalan Al-Qur’an di tengah kesibukan aktivitas perkuliahan. Buku ini lahir dari keprihatinan dan pengalaman langsung para penulis yang menyadari bahwa meskipun menghafal Al-Qur’an adalah cita-cita mulia, prosesnya kerap terasa sulit bagi para pelajar perguruan tinggi karena keterbatasan waktu, energi, dan tuntutan akademik yang tinggi.

Dalam bagian awal buku, pembaca diajak untuk lebih dekat mengenali Al-Qur’an: definisinya, hikmah diturunkannya, serta keistimewaannya sebagai pedoman hidup. Penulis juga menyajikan penjelasan mengenai hukum menghafal Al-Qur’an, manfaat dan fadhilah (keutamaan) yang menyertainya, serta peringatan bagi mereka yang lalai dalam menjaga hafalan. Semua ini disampaikan dengan bahasa yang membumi, penuh motivasi, dan menekankan bahwa siapa pun termasuk mahasiswa yang padat kegiatan dapat menjadi hafidz atau hafidzah, asalkan memiliki niat dan strategi yang tepat.

Pada bagian selanjutnya, buku ini membahas strategi teknis dan spiritual yang harus dimiliki sebelum dan selama proses menghafal. Penulis menguraikan kiat-kiat penting seperti memilih waktu terbaik untuk menghafal, membangun rutinitas yang realistis, teknik menyetorkan hafalan baru, serta tips dalam menjaga hafalan lama. Termasuk juga pembahasan tentang faktor-faktor penghambat yang sering dihadapi mahasiswa seperti manajemen waktu yang buruk, tekanan akademik, dan kurangnya dukungan sosial beserta solusi yang bisa diterapkan secara bertahap.

Menariknya, buku ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga menyajikan kisah nyata dari para mahasiswa yang berhasil menghafal Al-Qur’an meski aktif di organisasi kampus atau memiliki tanggung jawab lain. Ini memberi bukti konkret bahwa dengan manajemen diri yang baik, motivasi spiritual yang kuat, dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai penjaga Kalamullah, hal yang semula tampak mustahil bisa menjadi nyata. Penulis juga menyertakan nasihat-nasihat dari para ahli Al-Qur’an yang memperkuat sisi ruhiyah pembaca.

Secara keseluruhan, Sukses Menghafal dan Menjaga Al-Qur’an Meski Sibuk Kuliah adalah buku yang sangat bermanfaat tidak hanya sebagai panduan teknis, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Ia menjembatani kesenjangan antara semangat religius dan realitas kehidupan kampus yang dinamis. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa muslim, penggiat tahfidz, maupun siapa saja yang ingin memulai perjalanan menjadi penghafal Al-Qur’an dalam kondisi kesibukan sekalipun.

 

Biografi Penulis

1. Ridhoul Wahidi

Ridhoul Wahidi adalah seorang akademisi dan pakar di bidang ilmu Al-Qur'an dan tafsir yang lahir pada 14 Oktober 1986 di Mugomulyo, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Sejak kecil, ia telah terbiasa dengan lingkungan pesantren. Pendidikan dasarnya ia tempuh di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pesantren Al-Huda Al-Ilahiyah, sebuah pesantren yang menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat. Latar belakang ini kemudian menjadi fondasi kuat dalam perjalanan akademiknya, khususnya di bidang studi Al-Qur’an.

Ridhoul melanjutkan pendidikan menengah atas di Ma'had Tahfiz Al-Qur'an Al-Amin Prenduan, Madura lembaga yang terkenal dalam pengajaran hafalan Al-Qur’an dan kajian keislaman. Ia kemudian menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadis. Skripsinya berjudul “Konsep Qira’at Syazah dalam Kitab al-Qira’at asy-Syazah wa Taujihuha min Lughah al-‘Arab” menunjukkan ketertarikannya pada kajian mendalam terkait variasi bacaan Al-Qur’an. Gelar magisternya ia raih dari IAIN Imam Bonjol Padang dengan tesis tentang metodologi tafsir Bisri Musthofa. Puncak karier akademiknya ditandai dengan gelar doktor dari UIN Walisongo Semarang, dengan disertasi yang meneliti tafsir karya ulama Nusantara abad ke-20.

Selain aktif dalam dunia akademik, Ridhoul juga berperan dalam manajemen pendidikan tinggi Islam. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Prodi, Kaprodi, hingga Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam di Universitas Islam Indragiri (UNISI). Kini, ia mengabdikan diri sebagai pimpinan dan pengasuh Ma'had Tahfiz Hayatul Qur'an di Riau, sebuah lembaga yang mengintegrasikan hafalan Al-Qur’an dengan pembinaan karakter dan akademik. Di luar aktivitas akademik dan kepemimpinan, ia juga aktif menulis artikel ilmiah dan populer, baik di jurnal nasional dan internasional, maupun di media massa. Hingga saat ini, ia telah menulis dan menerbitkan lebih dari 20 judul buku. Sebagai akademisi dan praktisi dakwah, Ridhoul Wahidi dikenal sebagai figur yang mampu menjembatani ilmu tradisional pesantren dengan metodologi akademik modern. Kecintaannya terhadap Al-Qur’an tidak hanya diwujudkan dalam hafalan, tapi juga dalam riset, pengajaran, dan pembinaan santri. Ia menjadi contoh nyata bahwa kesibukan akademik dan aktivitas kepemimpinan tidak menjadi penghalang untuk tetap menjaga komitmen terhadap Al-Qur’an.

2. Biografi Rofiul Wahyudi

Rofiul Wahyudi, SEI., M.E.I. lahir pada tanggal 14 Oktober 1986 di desa Mugomulyo, Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Sejak usia dini, ia mengenyam pendidikan di lingkungan pesantren Al-Huda Al-Ilahiyah yang tidak hanya memberikan pelajaran formal, tetapi juga pendidikan agama yang mendalam. Di pesantren yang sama, ia melanjutkan hingga jenjang Madrasah Tsanawiyah dan lulus pada tahun 2002. Ketertarikannya terhadap Al-Qur’an membawanya hijrah ke Madura untuk belajar di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka yang fokus pada program tahfiz. Di sana, ia berhasil menuntaskan hafalan Al-Qur’an dan lulus pada tahun 2006.

Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Rofiul menempuh pendidikan tinggi di bidang ekonomi Islam. Ia menyelesaikan S1 di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta, pada program studi Perbankan dan Keuangan Syariah. Tidak berhenti di sana, ia melanjutkan S2 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengambil program studi yang sama dan lulus pada tahun 2014. Selama masa kuliahnya, ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti FoSSEI, HMPS-MS, serta menjabat sebagai ketua dan sekretaris di beberapa lembaga kampus yang fokus pada ekonomi syariah.

Di dunia profesional, Rofiul memiliki pengalaman sebagai praktisi perbankan syariah, menjabat di berbagai posisi strategis seperti account officer, customer service, dan pengelola gadai syariah. Saat ini, ia adalah dosen tetap Program Studi Perbankan Syariah di Fakultas Agama Islam, Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Selain mengajar, ia juga aktif menulis dan telah menghasilkan berbagai karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal maupun buku. Beberapa bukunya antara lain “Anda Bertanya, Al-Qur’an Menjawab”, “Manajemen Bank Islam: Pendekatan Syariah dan Praktik”, serta “Bayani: Memahami Makna Ayat-Ayat Al-Qur’an”. Melalui karya dan kiprahnya, ia membuktikan bahwa integrasi antara hafalan Al-Qur’an dan kompetensi profesional di bidang ekonomi syariah bukanlah sesuatu yang mustahil, bahkan menjadi teladan bagi mahasiswa Muslim masa kini.

 

Kelemahan Buku
Salah satu kelemahan utama buku ini terletak pada struktur penulisan yang kurang sistematis dan cenderung repetitif. Meskipun topik yang diangkat sangat penting dan relevan, beberapa poin pembahasan terasa diulang-ulang dalam format yang berbeda tanpa pendalaman yang signifikan. Hal ini dapat membuat pembaca merasa kurang mendapat informasi baru di tiap bab. Selain itu, transisi antar bab kadang tidak mengalir dengan baik, sehingga kesan umum yang muncul adalah bahwa buku ini lebih menyerupai kumpulan nasihat motivasional daripada panduan yang tersusun dengan rapi dan progresif.

Kelemahan lain adalah minimnya referensi ilmiah atau akademik yang mendukung teori dan pendekatan teknis yang dijelaskan. Banyak saran atau metode yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi atau pengamatan penulis, yang tentu sangat berharga, tetapi menjadi kurang kuat secara metodologis karena tidak dilandasi oleh penelitian yang lebih luas atau kutipan dari literatur tahfidz modern. Misalnya, ketika membahas strategi menjaga hafalan, akan lebih meyakinkan jika disandingkan dengan pendekatan kognitif atau manajemen waktu yang sudah teruji dalam dunia pendidikan Islam atau psikologi belajar.

Dari sisi visual dan desain, buku ini juga terkesan kurang menarik secara tampilan dan penyajian konten. Beberapa bagian seharusnya bisa disampaikan dalam bentuk tabel, diagram, atau poin-poin ringkas agar lebih mudah dipahami dan diingat, terutama bagi mahasiswa yang terbiasa dengan gaya belajar visual atau cepat. Penyusunan teks yang padat dan minim jeda antar paragraf dapat membuat pembaca merasa lelah secara visual dan kesulitan menemukan poin penting secara cepat saat ingin mengulas ulang.

Terakhir, buku ini belum memberikan ruang refleksi atau latihan mandiri bagi pembaca untuk mengevaluasi kemajuan hafalannya sendiri. Padahal, bagi mahasiswa yang sibuk dan sering belajar mandiri, adanya checklist, jurnal hafalan mingguan, atau format monitoring sederhana akan sangat membantu dalam membentuk rutinitas. Tanpa elemen praktikal semacam ini, pembaca harus mengembangkan sistemnya sendiri, yang tentu tidak mudah dilakukan bagi pemula. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, buku ini ke depannya bisa menjadi jauh lebih aplikatif dan berdampak luas.

 

Kelebihan buku
Salah satu kelebihan utama buku ini adalah relevansi topiknya yang tinggi bagi kalangan mahasiswa muslim. Penulis berhasil mengangkat persoalan nyata yang kerap dihadapi generasi muda: keinginan kuat untuk menghafal Al-Qur’an, tetapi terkendala oleh padatnya jadwal kuliah, tugas-tugas akademik, dan aktivitas organisasi. Buku ini hadir sebagai jawaban atas kegelisahan tersebut dengan bahasa yang membumi, inspiratif, dan menyentuh realitas sehari-hari. Penulis menggunakan pendekatan yang empatik bukan menggurui sehingga terasa dekat dan relatable bagi pembaca yang berada dalam situasi serupa.

Kelebihan lainnya terletak pada penggunaan pengalaman pribadi dan kisah nyata yang menambah nilai motivasional. Dengan menghadirkan contoh-contoh mahasiswa yang berhasil menghafal dan menjaga Al-Qur’an meski sibuk kuliah, buku ini tidak hanya menjadi panduan teoretis, tetapi juga sumber semangat dan pengingat bahwa hal tersebut benar-benar mungkin untuk dilakukan. Kisah-kisah tersebut memperlihatkan bahwa proses menghafal tidak selalu mulus, namun bisa dicapai melalui strategi yang konsisten, niat yang kuat, dan kesungguhan hati. Ini memberi pembaca inspirasi yang bersifat membangun dan menguatkan iman.

Dari sisi isi, buku ini juga memiliki kelebihan karena memadukan aspek spiritual dan teknis secara seimbang. Pembahasan mengenai keutamaan menghafal Al-Qur’an, peringatan bagi yang lalai, hingga pentingnya menjaga niat menjadi bekal spiritual yang penting sebelum dan selama proses tahfidz. Sementara itu, strategi praktis seperti manajemen waktu, teknik muroja’ah, dan pilihan waktu optimal untuk menghafal memberikan pembaca bekal teknis yang mudah diterapkan dalam kehidupan kampus yang dinamis. Kombinasi keduanya menjadikan buku ini tidak hanya sebagai bacaan ruhani, tetapi juga panduan aplikatif.

Terakhir, buku ini menonjol karena memiliki tujuan sosial dan edukatif yang jelas. Ia tidak hanya ingin membantu individu menghafal Al-Qur’an, tetapi juga menciptakan atmosfer yang mendukung budaya menghafal di lingkungan kampus. Buku ini mendorong lahirnya komunitas hafidz-hafidzah di kalangan intelektual muda, dengan harapan bahwa Al-Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafal, tetapi juga menjadi pedoman hidup dalam setiap aspek kehidupan akademik, sosial, dan spiritual. Dengan pendekatan ini, buku ini menjadi investasi jangka panjang bagi pembaca yang ingin menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya.

 

Kesimpulan
Kesimpulan dari buku Sukses Menghafal dan Menjaga Al-Qur’an Meski Sibuk Kuliah adalah bahwa kesibukan bukanlah alasan untuk berhenti atau ragu dalam menghafal Al-Qur’an. Melalui pendekatan yang realistis dan pengalaman yang autentik, penulis ingin menegaskan bahwa siapa pun termasuk mahasiswa yang memiliki banyak aktivitas dapat menjadi penghafal dan penjaga Al-Qur’an selama mereka memiliki niat yang kuat, strategi yang tepat, dan komitmen yang konsisten. Buku ini menekankan pentingnya niat lurus karena Allah, serta kesiapan mental dan spiritual sebelum memulai proses hafalan.

Inti pesan buku ini adalah bahwa menghafal Al-Qur’an bukan hanya kegiatan religius semata, tetapi merupakan bentuk jihad pribadi dan investasi akhirat yang sangat besar. Penulis memadukan pembahasan ruhiyah dan teknis dalam satu alur narasi yang saling melengkapi: dari motivasi awal, langkah-langkah praktis menghafal dan menjaga hafalan, hingga bagaimana menghadapi kendala seperti lemahnya manajemen waktu, rasa malas, atau tekanan akademik. Buku ini tidak menuntut kesempurnaan, melainkan mendorong pembaca untuk terus berjalan meskipun dengan langkah kecil.

Lebih jauh, buku ini juga menunjukkan bahwa proses tahfidz adalah perjalanan yang bersifat jangka panjang dan membutuhkan kesabaran. Penulis menegaskan bahwa keberhasilan dalam menghafal tidak hanya diukur dari jumlah surat yang diingat, tetapi juga dari seberapa baik hafalan itu dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjaga hafalan bahkan lebih penting dari sekadar menyelesaikan hafalan.

Secara keseluruhan, buku ini menjadi penyemangat dan panduan praktis bagi mahasiswa muslim yang ingin menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari gaya hidup akademis mereka. Ia menawarkan keyakinan bahwa dengan kemauan, perencanaan, dan tawakal kepada Allah, jalan menuju menjadi hafidz atau hafidzah tetap terbuka lebar—bahkan di tengah kesibukan dunia kampus yang padat. Sebuah pesan yang kuat dan menginspirasi bagi generasi muda muslim masa kini.

 

Saran
Untuk penyempurnaan buku Sukses Menghafal dan Menjaga Al-Qur’an Meski Sibuk Kuliah di edisi mendatang, beberapa saran penting layak dipertimbangkan agar buku ini semakin aplikatif dan mendalam. Pertama, penulis sebaiknya menyusun ulang struktur isi buku agar alurnya lebih sistematis dan progresif, mulai dari motivasi dasar, persiapan mental, teknik hafalan, hingga cara menjaga hafalan dalam jangka panjang. Ini akan memudahkan pembaca mengikuti materi secara lebih runtut dan tidak merasa mengulang informasi yang sama.

Selain itu, buku ini akan jauh lebih kuat jika dilengkapi dengan data atau hasil penelitian kecil, misalnya survei terhadap mahasiswa penghafal Al-Qur’an atau testimoni dengan pendekatan naratif yang lebih detail. Ini tidak hanya akan memperkuat kredibilitas buku, tetapi juga memberikan gambaran yang lebih luas tentang kondisi nyata yang dihadapi para penghafal Al-Qur’an di lingkungan kampus.

Dari sisi tampilan dan fungsi, akan sangat membantu jika buku ini menyertakan elemen interaktif seperti lembar monitoring hafalan, jurnal harian, atau ruang refleksi pribadi di akhir setiap bab. Dengan adanya bagian praktikal tersebut, pembaca tidak hanya memperoleh motivasi, tetapi juga bisa langsung mempraktikkan manajemen hafalan sesuai dengan kondisi mereka. Penambahan infografik atau ilustrasi ringan juga bisa membuat buku lebih menarik secara visual, terutama bagi generasi muda yang menyukai tampilan yang informatif namun ringan.

Terakhir, penting juga bagi penulis untuk menyisipkan bab khusus tentang cara membangun komunitas tahfidz di lingkungan kampus dan bagaimana menjaga semangat menghafal dalam jangka panjang. Dengan memberikan panduan pembentukan sistem pendukung sosial ini, buku tidak hanya bersifat individual, tetapi juga turut mendorong terbentuknya ekosistem Qur’ani yang lebih luas dan berkelanjutan. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, buku ini berpotensi menjadi salah satu rujukan utama mahasiswa muslim dalam perjalanan mereka menjadi penghafal dan penjaga Al-Qur’an di tengah dinamika dunia pendidikan tinggi.

 

Rekomendasi
Buku Sukses Menghafal dan Menjaga Al-Qur’an Meski Sibuk Kuliah sangat direkomendasikan bagi para mahasiswa dan mahasiswi muslim yang memiliki keinginan kuat untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, tetapi merasa terhambat oleh padatnya aktivitas perkuliahan, organisasi, maupun tuntutan akademik lainnya. Buku ini juga sangat tepat dibaca oleh santri alumni pesantren yang sedang menempuh pendidikan tinggi dan ingin mempertahankan hafalan mereka agar tidak hilang atau terlupakan. Selain itu, buku ini relevan bagi para pembina tahfidz kampus, mentor halaqah, dosen pembimbing, serta aktivis dakwah kampus yang ingin membina generasi Qur’ani secara lebih sistematis dan membumi.

Tak hanya terbatas pada lingkungan kampus, buku ini juga cocok untuk para pelajar, tenaga pendidik, dan orang tua yang ingin memahami strategi menjaga hafalan Al-Qur’an di tengah kesibukan modern. Dengan gaya bahasa yang ringan, konten yang aplikatif, dan kisah inspiratif yang menguatkan, buku ini mampu menjangkau pembaca dari berbagai latar belakang usia dan pengalaman. Ia menjadi semacam "teman perjalanan" yang tidak hanya memberikan panduan teknis, tetapi juga suntikan semangat ruhani bagi siapa saja yang ingin berjuang bersama Al-Qur’an, meski dalam kondisi paling sibuk sekalipun. Singkatnya, buku ini adalah bacaan penting bagi siapa pun yang ingin membuktikan bahwa kesibukan bukanlah alasan untuk menjauh dari Kalamullah.

Sharing :    
  About

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah sebuah instansi Pembina Perpustakaan dan Kearsipan di daerah ini.

  Statistik Pengunjung
1 Online
56 Visitor Today
134 Visitor Yesterday
191895 All Visitor
771345 Total Hits
216.73.217.5 Your IP address

  Contact Us
  Alamat :

Jalan Diponegoro No.4 Padang (Perpustakaan Provinsi) dan Jalan Pramuka V No. 2 Khatib Sulaiman Padang (Kearsipan)

Tel : (0751) 7051348
Mail : dapprovsumbar@gmail.com
Business Hours : 7:30 - 15:00